![]() |
Pemandangan di Desa Cipancar, Jalan Pagar Betis |
Ternyata, ada sejarah dibalik penamaan jalan tersebut menjadi Jalan Pagar Betis, sejarahnya sendiri tidak jauh dari arti pagar betis itu sendiri. Berikut asal mula nama Jalan Pagar Betis ;
Asal Mula Jalan Pagar Betis
Jaman dulu, jaman pemberontakan DI (Darul Islam), daerah Cipameungpeuk dan sekitarnya pernah diserbu oleh kelompok pemberontak tersebut. DI sendiri dikenal sebagai kelompok atau gerombolan yang sering merampok atau menjarah harta benda milik warga. Gerombolan ini awalnya berasal dari daerah Garut.
Saat itu, masyarakat yang daerahnya diserbu dan dijajah oleh gerombolan DI hidupnya sangat sengsara, termasuk warga di daerah Cipameungpeuk dan sekitarnya yang juga diserbu gerombolan DI. Apa saja yang mereka punya akan dirampas oleh gerombolan tersebut, mulai dari beras, pakaian, hingga hewan peliharaan dirampas habis sampai warga tidak mempunyai apa-apa. Kelompok ini terkenal bengis, mereka tak segan menyiksa dan membakar rumah siapapun yang berani melawan mereka.
Mereka akan semakin beringas jika mendapati seseorang yang memakai atau mempunyai baju berwarna hijau atau loreng, orang itu akan langsung digorok, dihabisi. Ini bukan dongeng, ini merupakan riwayat sejarah bangsa Indonesia yang sangat getir. Memang memalukan gerombolan ini berlindung dibalik nama Islam, karena Islam sama sekali tidak mengajarkan perilaku yang kejam seperti yang dipraktekkan DI, sebagai muslim tentu kita tidak akan ridho nama Islam tercoreng karena kebiadaban DI.
Semakin lama, warga semakin sengsara dan marah terhadap perilaku gerombolan itu. Lalu, pada saat-saat yang pas, ketika kelompok DI lengah, warga berinisiatif mengadakan gerakan pagar betis sebagai perlawanan dan juga pertahanan terhadap gerombolan itu. Gerakan pagar betis ini mempunyai anggota yang sangat banyak, mencapai ribuan, yang terdiri dari lelaki baik muda maupun tua. Sementara perempuan, tidak diizinkan mengkuti gerakan tersebut.
DI yang telah bercokol di daerah itu kemudian dihadang oleh benteng perlawanan yang dinamakan pagar betis tersebut. Semenjak saat itu, gerombolan DI dilawan oleh ribuan warga dengan gerakan pagar betisnya. Cara perlawanan itu ternyata sangat efektif, taktik yang sangat jitu, DI akhirnya menyerah dan mengaku kalah, dan mereka pun akhirnya pulang ketempat asalnya di Garut.
Sekarang, nama gerakan pagar betis diabadikan dalam nama jalan, Jalan Pagar Betis, untuk mengingat perjuangan para pejuang jaman dulu yang sangat berjasa dalam melawan dan mengusir gerombolan
*cerita digubah dari liesganesti.blogspot.com